Exototo  – Wes Koen Ae! Evandra Florasta Ceritakan Detik-Detik Penalti Timnas Indonesia U-17 Lawan Korea Selatan

Wes Koen Ae! Evandra Florasta Ceritakan Detik-Detik Penalti Timnas Indonesia U-17 Lawan Korea Selatan

Evandra Florasta ketika ditemui di rumahnya di Asrama Brigif 18, Jabung, Kabupaten Malang (c) Afdholud Dzikri

Bola.net – Evandra Florasta sedang bersantai saat Bola.net menyambangi di rumahnya di Asrama Brigif 18, Jabung, Kabupaten Malang. Dia baru saja melakukan aktivitas ringan untuk menjaga kondisi fisiknya.

Hari itu, Evandra sedang tak punya agenda khusus. Pemain 16 tahun itu mendapat libur usai membela Indonesia di Piala Asia U-17 2025. Jadi, dia bisa meluangkan waktu untuk wawancara dengan media.

Evandra menceritakan banyak hal terkait pengalamannya bermain di Piala Asia U-17 2025. Cerita dimulai dengan seleksi dan pemusatan latihan (TC) yang sangat keras di bawah pelatih Nova Arianto.

Puncaknya tentu saja ketika mereka tiba di Arab Saudi untuk menjalani Piala Asia U-17 2025. “Sebelum tanding, Alhamdulillah kami yang Muslim dapat kesempatan umroh,” kenang Evandra.

Pada kesempatan berada di depan Ka’bah, Evandra punya doa khusus yang dipanjatkan. “Saya di situ berdoa, semoga bisa lolos Piala Dunia. Saya ingin banget lolos ke Piala Dunia, lewat jalur kualifikasi,” kata Evandra.

Pada akhirnya, Indonesia lolos ke Piala Dunia U-17 2025. Garuda Muda mencapai target tersebut. Namun, sebelum berada pada level tersebut, ada momen unik yang diceritakan Evandra dengan detail.

Momen itu terjadi pada laga pertama fase grup, lawan Korea Selatan di Stadion Prince Abdullah, 4 Maret 2025. Indonesia digempur Korea Selatan pada hampir sepanjang laga. Lalu, pada menit akhir laga, Indonesia dapat penalti.

“Menit akhir dapat penalti dari tendangan Fandi Ahmad, kena Mathew Bakker sedikit, lalu kena tangan lawan, dan penalti,” kenang Evandra.

Simak artikel lebih lengkapnya di bawah ini ya Bolaneters.


1 dari 2 halaman

Semoga Orang Senang, Kecuali Evandra!

Semoga Orang Senang, Kecuali Evandra!

Evandra Florasta ketika ditemui di rumahnya di Asrama Brigif 18, Jabung, Kabupaten Malang (c) Afdholud Dzikri

Ketika wasit menunjuk titik putih, semua pemain Timnas Indonesia senang. Bahkan ada yang melakukan selebrasi. Begitu juga di bangku cadangan. Evandra ingin betul momen tersebut.

Namun, di tengah semua kegembiraan itu, Evandra memilih jalan sunyi. Dia menarik diri dari semua kegembiraan. Sebab, ada satu hal besar yang mendadak terlintas di pikirannya.

“Semua orang pada senang, tapi saya balik badan karena eksekutor untuk penalti di Timnas U-17 kan saya. Pilihan pertama dari awal, disuruh coach Nova Arianto adalah saya,” kata Evandra.

Evandra berbalik badan. Dia menghela nafas untuk menenangkan diri. Pemain kelahiran 17 Juni 2008 itu menyiapkan mental. Bahkan, dia sempat mencoba mengalihkan beban itu kepada rekan-rekannya yang lain.

“Awalnya saya tidak berani menendang karena menit akhir, tambahan waktu. Saya tarik nafas. Saya tawarkan ke Putu Panji sebagai kapten, lalu ke teman saya Fadly Alberto, dan Fandy,” kata Evandra.

Tapi, ketiganya menolak. Putu Panji tidak bersedia. Fandi Ahmad, yang memenangkan penalti, juga menolak. Alberto, yang tampil apik dan berposisi penyerang sayap, juga menolak.

Wes, koen ae! Lapo? Gak wani awakku, tapi awas gak gol (sudah kamu saja. Kenapa? Saya tidak berani, tapi awas ya kalau tidak gol),” kata Evandra menirukan jawaban Alberto padanya saat ditawari untuk mengambil tendangan penalti.

2 dari 2 halaman

Evandra tak Terpikir Soal Reaksi Netizen

Evandra tak Terpikir Soal Reaksi Netizen

Selebrasi Evandra Florasta usai membobol gawang Timnas Yaman U-17 (c) Dok. PSSI

Evandra sadar bahwa tidak ada pilihan lain. Semua pemain menolak mengambil penalti. Dia juga tidak mungkin mundur dari eksekutor penalti. Pada akhirnya, dengan dukungan dari anggota tim lain, Evandra mengambil bola.

“Saya ambil bola, saya cium bola, lalu saya berdoa, ya Allah semoga gol. Saya hanya pikirkan ‘tendang, tendang, dan gol’. Saya tidak terpikir kalau tidak gol akan dihujat,” kata Evandra.

Evandra menendang sesuai dengan titik yang dia incar. Bola berhasil ditepis kiper Park Do-Hun. Namun, kesempatan kedua datang. Bola hasil tepisan kiper bergulir ke arah lari Evandra usai menendang bola.

Namun, pada detik-detik sebelum akhirnya dia menyambar bola, ada keputusan penting yang harus dibuat Evandra. Bola datang ke kaki kanan, kaki lemah Evandra. Momen itu bikin dia agak galau.

“Saya paksa pakai kaki kanan. Walaupun itu kaki terlemah saya karena kalau dipindah ke kiri momennya hilang,” kata Evandra.

Bola masuk ke gawang. Indonesia menang dengan skor 1-0 atas Korea Selatan. Ini adalah kemenangan penting, yang membuka jalan Indonesia lolos ke Piala Dunia U-17. Kemenangan yang membuat Garuda Muda lebih percaya diri pada laga-laga berikutnya.

Evandra merayakan gol tersebut. Begitu laga berakhir, dia juga berpelukan dengan tim pelatih dan staf Timnas Indonesia U-17 lainnya. Lalu, sesuatu yang awalnya tak terlintas di pikirannya keluar dari mulut seorang staf Timnas Indonesia.

“Ada staf yang ngomong begini, untung saja gol. Kalau tidak gol bisa dihujat. Oh iya. Saya baru terpikir di sini dan Alhamdulillah gol. Setelah itu saja jadi lebih percaya diri lagi mainnya,” kata Evandra.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *